Minggu, 22 Februari 2015

Memasang Kabel UTP pada Konektor RJ45

Membuat jaringan dengan kabel UTP

Selesai juga ini article saya buat tentang memasang kabel UTP pada konektor RJ45.

Untuk kali ini saya akan berbagi ilmu dengan sahabat blogger semua yang mungkin sedang mencari pencerahaan atau ada tugas mungkin dari dosen/guru tentang cara memasang kabel UTP ke konektor RJ45.
Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti pelatihan JARINGAN KOMPUTER BASIC maklum masih pemula di salah satu kampus yang ada di daerah cikarang dengan teman-teman kampus saya, Karena menurut saya jaringan komputer itu hal yang sangat menarik dan tentu saja patut untuk di pelajari.
Sebelum saya menerangkan cara memasang kabel UTP pada konektor RJ45 mungkin agan-agan ada yang tau apa itu kabel UTP dan konektor RJ45 ?
Tentunya temen blogger sudah tau donx apa kabel UTP dan konektor RJ45 ?

UTP atau kepanjangannya Unshielded Twisted-Pair di mana kabel tersebut terbuat dari bahan penghantar tembaga ,memiliki isolasi dari plastik dan terbugkus oleh bahan isolasi yan mampu melindungi dari api dan kerusakan fisik.
Kabel UTP terdiri dari 4 pasang warna  yang saling terbelit dan memiliki kode warna berbeda,
Kabel UPT tidak memiliki pelindung interferensi elektromagnetik namun jenis kabel ini sering di gunakan karena harganya yang relatif murah dan fungsinya memang sudah sesuai dengan standart yang di harapkan,
Fungsi kabel UTP yaitu digunakan sebagai jaringan LAN ( Local Area Network ) pada system jaringan komputer dan biasanya kabel UPT memiliki impedansi kurang lebih 100 ohm serta di bagi menjadi beberapa kategoriberdasarkan kemampuannya sebagai pengirim data.
Dalam pemakaiannnya sehari-hari, kabel UTP sudah sangat baik di gunakan sebagai kabel jaringan komputer misalnya dalam penggunaan ruang kantor atau dalam system jaringan suatu perusahaan .

RJ45 atau di sebut juga dengan konektor kabel Ethernet biasa digunakan dalam toplogi jaringan LAN maupun jaringan komputer type lainya.
Konektor kabel RJ45 Mediatech memiliki konfigurasi 3 macam sesuai dengan perangkan yang ingin digunakan .
RJ45 merupakan kode seri dari ( Registered Jack ) suatu interface fisik dari jaringan kerja ( Network ) untuk digunakan telekomunikasi dan komunikasi data.

Baiklah dalam memasang kabel UTP pada konektor RJ45 kita membutuhkan beberapa alat dan bahan diantaranya :

1. 1 Buah Tang RIM
2. Kabel UTP ( Panjangnya sesuai kebutuhan )
3. 2 Buah RJ45 (Konektor kabel Ethernet )
4. Tester Kabel Jaringan ( Amprobe LAN )



 






Nah mungkin kalau yang sudah punya jadi mungkin gak ribet…hehehe
Setelah bahan-bahan sudah ada lalu kita pasang kabel UTP ke konektor RJ45 dengan alat yang ada dengan susunan STRAIGHT bukan pararel atau CROSS ya dan pasang dengan posisi Putih Orang di kanan dan pada konektor RJ45 posisi penguncinya ada di atas..

Susunan kabel STRAIGHT          Susunan kabel CROSS
     1. Orange Putih                                1. Putih Hijau
   2. Orange                                         2. Hijau
   3. Hijau Putih                                   3. Putih Orange
   4. Biru                                              4. Biru
   5.  Biru Putih                                    5. Putih Biru
   6. Hijau                                            6. Orange
   7.  Coklat Putih                                7. Putih Coklat
   8. Coklat                                          8. Coklat

Pastinya mudah untuk pasang kabel UPT ke konektor RJ45,
Jika kabel sudah terpasang maka agan tes dengan tester kabel UPT-nya,
Note :
-          Jika pemasangannya sudah benar maka pada indicator lampu tester akan menyala secara Horisontal dan urut dari ujung angka no 1 sampai bawah no 8.
-          Jika salah satu lampu mati maka ada bagian kabel yang tidak terpasang dengan baik tidak tersambung dengan tembaga pada RJ45.
-          Jika pada indicator lampu nyala tetapi tidak beraturan maka ada susunan kabel yang tidak benar/Terbalik.

Mungkin sampai di sini article ini, saya akan mencoba membuat tutorial mengkoneksikan dan mensharing file di dua buah komputer dengan kabel RJ45 di Article yang berbeda.



Terima Kasih semoga bermanfaat,

Jumat, 13 Februari 2015

Kernel Pada Operasi System

Kernel

Dalam sebuah perangkat komputer, kernel merupakan komponen inti dari Sistem
Operasi yang berjalan dalam perangkat tersebut. Kernel bertugas untuk mengatur
pembagian sumber daya sistem; komunikasi antara komponen hardware dan software.
Kernel menghubungkan antara software aplikasi dan hardware komputer.Ia
menyediakanabstraction layer pada level terendah untuk resource-resource seperti
memori, prosesor dan perangkat I/O di mana suatu software aplikasi harus mengontrol
resource-resource tersebut agar dapat berfungsi. Kernel mampu menyediakan fasilitas
seperti ini bagi proses-proses aplikasi melalui mekanisme IPC (Inter Process
Communication) dan System call.


Gambar 1. Kernel merupakan penghubung antara aplikasi dengan hardware




Gambar 2. Desain arsitektur komputer sebagai rangkaian abstraction layer



Kebanyakan Sistem Operasi modern menggunakan konsep kernel ini. Keberadaan
kernel merupakan konsekuensi dari desain sistem komputer sebagai rangkaian
abstracion layer, di mana tiap layer bergantung pada fungsi dari layer di bawahnya.
Jika kita tidak ingin menggunakan kernel, maka kita harus mendesain semua software
dalam sistem tanpa menggunakan abstraction layer; akibatnya, tentu saja akan
menambah kompleksitas desain.
Dalam banyak kasus, boot loader mulai mengeksekusi kernel dalam mode
supervisor. Kernel kemudian menginisialiasi diri sendiri dan memulai proses pertama.
Setelah itu, kernel tidak mengekseskusi secara langsung, tapi hanya merespon kepada
even eksternal. Sebagai tambahan, kernel biasanya menyediakan loop yang dieksekusi
ketika tidak ada proses yang tersedia untuk dijalankan; hal ini biasnya disebut idle
process.


2. Fasilitas Dasar yang disediakan oleh Kernel
Tujuan utama dari adanya kernel adalah untuk mengatur pembagian sumbersumber
daya dan program mana yang boleh mengakses dan menggunakan sumber daya
tersebut. Pada umumnya, sumber daya tersebut antara lain adalah CPU, memori dan
Perangkat I/O
- Central Processing Unit (CPU). Sebagai bagian utama komputer, CPU bertugas
dalam mengeksekusi program atau proses. Dalam hal ini, kernel bertugas
menentukan setiap saat berapa banyak program yang harus dialokasikan ke
CPU.
- Memori Komputer. Memori digunakan untuk menyimpan instruksi program dan
juga data. Keduanya dibutuhkan oleh memori agar suatu program dapat
dieksekusi. Biasanya beberapa program akan berusaha mengakses meori,
bahkan seringkali meminta memori melebihi yang dimiliki komputer. Di sinilah
kernel bertugas untuk menentukan porsi pemakaian memori yang dapat dipakai
oleh tiap program dan menentukan apa yang akan dikerjakan ketika tidak
cukup tersedia memori.
- Perangkat I/O. Beberapa perangkat I/O yang umumnya dipakai, misalnya:
keyboard, mouse, monitor, Hard Disk, printer, scanner, dsb. Kernel
melanjutkan request dari suatu aplikasi yang ingin melakukan suatu aksi I/O
kepada perangkat yang sesuai dan menyediakan metode yang sesuai untuk
memakai perangkat tersebut.


2.1 Pengaturan Proses
Tugas utama kernel adalah membantu eksekusi aplikasi dan mendukungnya dengan
fitur seperti abstraksi hardware. Suatu proses mendefinisikan seberapa porsi memori
yang dapat diakses oleh suatu aplikasi. Pengaturan proses kernel harus
memperhitungkan perangkat yang dibawa oleh hardware untuk perlindungan memori.
Untuk menjalankan aplikasi, sebuah kernel pertama kali harus menyediakan space
address untuk aplikasi, lalu me-load file yang berisi kode aplikasi ke dalam memori,
mempersiapkan stack untuk program dan percabangan ke lokasi lain dalam program,
dan kemudian baru memulai eksekusi program.
Dalam sebuah sistem pre-emptive multitasking, kernel akan memberi slot waktu
kepada setiap program dan berpindah dari satu proses ke proses yang lain dengan
cepat hingga terlihat seperti proses-proses ini dieksekusi secara bersamaan. Kernel
menggunakan algoritma penjadwalan utnuk menentukan proses mana yang akan
dikerjakan berikutnya dan berapa lama waktu yang akan diberikan. Algoritma yang
dipilih mungkin akan mengijinkan beberapa proses memiliki prioritas yang lebih tinggi
daripada yang lain.
Umumnya kernel juga menyediakan cara agar proses-proses ini dapat saling
berkomunikasi; hal ini dikenal sebagai Inter-Process Communication (IPC). Pendekatan
utama IPC ini adalah untuk shared memory, message passing dan remote procedure
call.


2.2 Pengaturan Memori
Kernel memiliki akses penuh ke memori sistem dan harus memberikan ijin kepada
proses-proses untuk mengakses memori secara aman ketika membutuhkan. Langkah
pertama yang dilakukan untuk melakukan hal ini di antaranya adalah virtual
addressing. Virtual addressing menijinkan kernel untuk menjadikan suatu alamat fisik
untuk tampil sebagai alamat lain, alamat virtual.
Space alamat virtual mungkin berbeda untuk masing-masing proses; memori yang
diakses suatu proses pada alamat virtual tertentu mungkin berbeda dengan memori
yang diakses proses lain pada alamat yang sama. Hal ini menyebabkan tiap program
seakan menjadi satu-satunya program yang berjalan dan karenanya dapat mencegah
terjadinya crash antar program.
Dalam kebanyakan sistem, alamat virtual suatu program dapat berupa data yang
sebenarnya tidak ada dalam memori. Layer abstraksi yang disediakan virtual
addressing mengijinkan Sistem Operasi untuk menggunakan penyimpan data, seperti
Hard Disk, untuk menyimpan apa yang mestinya ada di memori utama (RAM).
Akibatnya, Sistem Operasi dapat mengijinkan program untuk memakai memori
melebihi memori fisik yang yang dimiliki oleh komputer.
Virtual addressing juga mengijinkan dibuatnya partisi vritual memori di dua area
yang terpisah, satu dipakai oleh kernel (kernel space) dan yang lain untuk aplikasi
(user space). Aplikasi tidak diijinkan oleh CPU untuk memakai alamat kernel, yang
akhirnya hal ini akan mencegah agar aplikasi tidak merusak kernel.


2.3 Pengaturan perangkat
Untuk menjalankan fungsinya, aplikasi membutuhkan akses ke perangkatperangkat
yang terhubung ke komputer, yang dikontrol oleh kernel melalui device
driver. Sebagai contoh, untuk menampilkan sesuatu di layar, sebuah aplikasi harus
membuat request ke kernel. Kernel lalu akan melanjutkan request tersebut ke driver
display yang kemudian akan bertanggung jawab mem-plot karakter/pixel.
Kernel harus memelihara sejumlah perangkat yang tersedia. Daftar perangkat ini
dapat berupa plug and play (dideteksi oleh Sistem Operasi saat perangkat dijalankan),
di-configure oleh user, atau bahkan advance (misal dalam system embedded di mana
kernel akan diubah jika hardware diubah).


2.4 System calls
Untuk mengakses layanan yang disediakan oleh kernel, biasanya kernel
menyediakan library C atau API (Application Programming Interface) yang selanjutnya
akan melibatkan fungsi kernel yang berhubungan.
Metode untuk melibatkan fungsi kernel berbeda-beda antar kernel. Jika isolasi
memori sedang dipakai, tidak mungkin bagi proses untuk memanggil kernel secara
langsung, karena hal itu merupakan pelanggaran aturan akses kontrol dari prosesor.
Beberapa kemungkinan antara lain;
- Menggunakan interrupt software-simulated. Metode ini tersdia dalam hampir
semua hardware, karenanya sangat umum.
- Menggunakan call gate. Call gate adalah address khusus di mana alamat
tersebut ditambahkan dalam daftar yang disimpan dalam memori kernel yang
diketahui prosesor. Ketika prosesor mendeteksi call ke lokasi tersebut, prosesor
kemudian mengalihkannya ke lokasi target tanpa menyebabkan pelanggaran
akses.
- Menggunakan instruksi system call khusus. Teknik ini membutuhkan dukungan
hardware khusus, yang mana arsitektur umum (khususnya x86) mungkin
kesulitan.
- Menggunakan memory-based queue. Sebuah aplikasi yang membuat request
dalam jumlah besar tapi tidak perlu menunggu hasilnya dapat menambahkan
detil request-nya ke suatu area memori yang di-scan secara priodik oleh kernel
untuk menemukan request.


3. Beberapa desain Kernel
Sebuah kernel sistem operasi tidak harus ada dan dibutuhkan untuk menjalankan
sebuah komputer. Program dapat langsung dijalankan secara langsung di dalam
sebuah mesin (contohnya adalah CMOS Setup) sehingga para pembuat program
tersebut membuat program tanpa adanya dukungan dari sistem operasi atau hardware
abstraction. Cara kerja seperti ini, adalah cara kerja yang digunakan pada zaman
awal-awal dikembangkannya komputer (pada sekitar tahun 1950).
Kerugian dari diterapkannya metode ini adalah pengguna harus melakukan reset
ulang komputer tersebut dan memuatkan program lainnya untuk berpindah program,
dari satu program ke program lainnya. Selanjutnya, para pembuat program tersebut
membuat beberapa komponen program yang sengaja ditinggalkan di dalam komputer,
seperti halnya loader atau debugger, atau dimuat dari dalam ROM (Read-Only
Memory). Seiring dengan perkembangan zaman komputer yang mengalami akselerasi
yang signifikan, metode ini selanjutnya membentuk apa yang disebut dengan kernel
sistem operasi.



Gambar3. Beberapa desain kernel sistem operasi

Selanjutnya, para arsitek sistem operasi mengembangkan kernel sistem operasi
yang pada akhirnya terbagi menjadi empat bagian yang secara desain berbeda,
sebagai berikut:
Monolithic Kernel. Monolithic kernel mengintegrasikan banyak fungsi di dalam
kernel dan menyediakan lapisan abstraksi perangkat keras secara penuh
terhadap perangkat keras yang berada di bawah sistem operasi.
Microkernel. Microkernel menyediakan sedikit saja dari abstraksi perangkat
keras dan menggunakan aplikasi yang berjalan di atasnya—yang disebut dengan
server—untuk melakukan beberapa fungsionalitas lainnya.
Hybrid kernel. Hybrid kernel adalah pendekatan desain microkernel yang
dimodifikasi. Pada hybrid kernel, terdapat beberapa tambahan kode di dalam
ruangan kernel untuk meningkatkan performanya.
Exokernel. Exokernel menyediakan hardware abstraction secara minimal,
sehingga program dapat mengakses hardware secara langsung. Dalam
pendekatan desain exokernel, library yang dimiliki oleh sistem operasi dapat
melakukan abstraksi yang mirip dengan abstraksi yang dilakukan dalam desain
monolithic kernel.


3.1 Monolithic Kernel
Pendekatan monolithic kernel didefinisikan sebagai sebuah antarmuka virtual yang
berada pada tingkat tinggi di atas perangkat keras, dengan sekumpulan primitif atau
system call untuk mengimplementasikan layanan-layanan sistem operasi, seperti
halnya manajemen proses, konkurensi (concurrency), dan manajemen memori pada
modul-modul kernel yang berjalan di dalam mode supervisor.
Meskipun jika setiap modul memiliki layanan operasi-operasi tersebut terpisah dari
modul utama, integrasi kode yang terjadi di dalam monolithic kernel sangatlah kuat,
dan karena semua modul berjalan di dalam address space yang sama, sebuah bug
dalam salah satu modul dapat merusak keseluruhan sistem. Akan tetapi, ketika
implementasi dilakukan dengan benar, integrasi komponen internal yang sangat kuat
tersebut justru akan mengizinkan fitur-fitur yang dimiliki oleh sistem yang berada di
bawahnya dieksploitasi secara efektif, sehingga membuat sistem operasi dengan
monolithic kernel sangatlah efisien—meskipun sangat sulit dalam pembuatannya.
Pada sistem operasi modern yang menggunakan monolithic kernel, seperti halnya
Linux, FreeBSD, Solaris, dan Microsoft Windows, dapat memuat modul-modul yang
dapat dieksekusi pada saat kernel tersebut dijalankan sehingga mengizinkan ekstensi
terhadap kemampuan kernel sesuai kebutuhan, dan tentu saja dapat membantu
menjaga agar kode yang berjalan di dalam ruangan kernel (kernel-space) seminim
mungkin.
Di bawah ini ada beberapa sistem operasi yang menggunakan Monolithic kernel:
Kernel sistem operasi UNIX tradisional, seperti halnya kernel dari sistem operasi
UNIX keluarga BSD (NetBSD, BSD/I, FreeBSD, dan lainnya).
Kernel sistem operasi GNU/Linux, Linux.
Kernel sistem operasi Windows (versi 1.x hingga 4.x; kecuali Windows NT).


3.2 Microkernel
Pendekatan Microkernel berisi sebuah abstraksi yang sederhana terhadap
hardware, dengan sekumpulan primitif atau system call yang dapat digunakan untuk
membuat sebuah sistem operasi agar dapat berjalan, dengan layanan-layanan seperti
manajemen thread, komunikasi antar address space, dan komunikasi antar proses.
Layanan-layanan lainnya, yang biasanya disediakan oleh kernel, seperti halnya
dukungan jaringan, pada pendekatan microkernel justru diimplementasikan di dalam
ruangan pengguna (user-space), dan disebut dengan server.
Server adalah sebuah program, seperti halnya program lainnya. Server dapat
mengizinkan sistem operasi agar dapat dimodifikasi hanya dengan menjalankan
program atau menghentikannya. Sebagai contoh, untuk sebuah mesin yang kecil tanpa
dukungan jaringan, server jaringan (istilah server di sini tidak dimaksudkan sebagai
komputer pusat pengatur jaringan) tidak perlu dijalankan. Pada sistem operasi
tradisional yang menggunakan monolithic kernel, hal ini dapat mengakibatkan
pengguna harus melakukan rekompilasi terhadap kernel, yang tentu saja sulit untuk
dilakukan oleh pengguna biasa yang awam.
Dalam teorinya, sistem operasi yang menggunakan microkernel disebut jauh lebih
stabil dibandingkan dengan monolithic kernel, karena sebuah server yang gagal
bekerja, tidak akan menyebabkan kernel menjadi tidak dapat berjalan, dan server
tersebut akan dihentikan oleh kernel utama. Akan tetapi, dalam prakteknya, bagian
darisystem state dapat hilang oleh server yang gagal bekerja tersebut, dan biasanya
untuk melakukan proses eksekusi aplikasi pun menjadi sulit, atau bahkan untuk
menjalankan server-server lainnya.
Sistem operasi yang menggunakan microkernel umumnya secara dramatis memiliki
kinerja di bawah kinerja sistem operasi yang menggunakan monolithic kernel. Hal ini
disebabkan oleh adanya overhead yang terjadi akibat proses input/output dalam
kernelyang ditujukan untuk mengganti konteks (context switch) untuk memindahkan
data antara aplikasi dan server.

Beberapa sistem operasi yang menggunakan microkernel:
IBM AIX, sebuah versi UNIX dari IBM
Amoeba, sebuah kernel yang dikembangkan untuk tujuan edukasi
Kernel Mach, yang digunakan di dalam sistem operasi GNU/Hurd, NexTSTEP,
OPENSTEP, dan Mac OS/X
Minix, kernel yang dikembangkan oleh Andrew Tanenbaum untuk tujuan
edukasi
Symbian OS, sebuah sistem operasi yang populer digunakan pada hand phone,
handheld device, embedded device, dan PDA Phone.


3.3 Hybrid Kernel
Hybrid kernel aslinya adalah microkernel yang memiliki kode yang tidak
menunjukkan bahwa kernel tersebut adalah microkernel di dalam ruangan kernel-nya.
Kode-kode tersebut ditaruh di dalam ruangan kernel agar dapat dieksekusi lebih cepat
dibandingkan jika ditaruh di dalam ruangan user. Hal ini dilakukan oleh para arsitek
sistem operasi sebagai solusi awal terhadap masalah yang terjadi di dalam
microkernel: kinerja.
Beberapa orang banyak yang bingung dalam membedakan antara Hybrid kernel
danmonolithic kernel yang dapat memuat modul kernel setelah proses booting, dan
cenderung menyamakannya. Antara hybrid kernel dan monolithic kernel jelas
berbeda. Hybrid kernel berarti bahwa konsep yang digunakannya diturunkan dari
konsep desain monolithic kernel dan microkernel. Hybrid kernel juga memiliki secara
spesifik memiliki teknologi pertukaran pesan (message passing) yang digunakan dalam
microkernel, dan juga dapat memindahkan beberapa kode yang seharusnya bukan
kode kernel ke dalam ruangan kode kernel karena alasan kinerja.
Di bawah ini adalah beberapa sistem operasi yang menggunakan Hybrid kernels:
BeOS, sebuah sistem operasi yang memiliki kinerja tinggi untuk aplikasi
multimedia.
Novell NetWare, sebuah sistem operasi yang pernah populer sebagai sistem
operasi jaringan berbasis IBM PC dan kompatibelnya.
Microsoft Windows NT (dan semua keturunannya).


3.4 Exokernel
Sebenarnya, Exokernel bukanlah pendekatan kernel sistem operasi yang umum—
seperti halnya microkernel atau monolithic kernel yang populer, melainkan sebuah
struktur sistem operasi yang disusun secara vertikal.
Ide di balik exokernel adalah untuk memaksa abstraksi yang dilakukan oleh
developer sesedikit mungkin, sehingga membuat mereka dapat memiliki banyak
keputusan tentang abstraksi hardware. Exokernel biasanya berbentuk sangat kecil,
karena fungsionalitas yang dimilikinya hanya terbatas pada proteksi dan penggandaan
sumber daya.

Kernel-kernel klasik yang populer seperti halnya monolithic dan microkernel
melakukan abstraksi terhadap hardware dengan menyembunyikan semua sumber daya
yang berada di bawah hardware abstraction layer atau di balik driver untuk hardware.
Sebagai contoh, jika sistem operasi klasik yang berbasis kedua kernel telah
mengalokasikan sebuah lokasi memori untuk sebuah hardware tertentu, maka
hardware lainnya tidak akan dapat menggunakan lokasi memori tersebut kembali.
Exokernel mengizinkan akses terhadap hardware secara langsung pada tingkat yang
rendah: aplikasi dan abstraksi dapat melakukan request sebuah alamat memori
spesifik baik itu berupa lokasi alamat physical memory dan blok di dalam hard disk.
Tugas kernel hanya memastikan bahwa sumber daya yang diminta itu sedang berada
dalam keadaan kosong—belum digunakan oleh yang lainnya—dan tentu saja
mengizinkan aplikasi untuk mengakses sumber daya tersebut. Akses hardware pada
tingkat rendah ini mengizinkan para programmer untuk mengimplementasikan sebuah
abstraksi yang dikhususkan untuk sebuah aplikasi tertentu, dan tentu saja
mengeluarkan sesuatu yang tidak perlu dari kernel agar membuat kernel lebih kecil,
dan tentu saja meningkatkan performa.
Exokernel biasanya menggunakan library yang disebut dengan libOS untuk
melakukan abstraksi. libOS memungkinkan para pembuat aplikasi untuk menulis
abstraksi yang berada pada level yang lebih tinggi, seperti halnya abstraksi yang
dilakukan pada sistem operasi tradisional, dengan menggunakan cara-cara yang lebih
fleksibel, karena aplikasi mungkin memiliki abstraksinya masing-masing. Secara teori,
sebuah sistem operasi berbasis Exokernel dapat membuat sistem operasi yang berbeda
seperti halnya Linux, UNIX, dan Windows dapat berjalan di atas sistem operasi
tersebut.

Daftar Pustaka :

( Kernel – oleh Alfiyan/2205 100 170 )

www.ilmankomputer.blogspot.com